ETY ABDOEL

The Stories Of Light & Flavour

  • Home
    • Home
  • Welcome
  • About
  • My Project
    • Gardening
    • Photography
      • Sharing For UKM
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • CP
    • CSS
  • Contact Us

Food

Photography

Other Stories

Saya dan suami kerap bertukar cerita masa kecil. Misalnya saja cerita tentang sesuatu yang gemar kami lakukan tempo dulu. Beberapa waktu lalu suami cerita pengalaman dia bersama teman-temannya mendaki Gunung Lawu saat masih SMP. Dia tunjukkin fotonya, lho. Hahaha, saya diminta menebak, foto dia tuh yang mana. Ketebak sih, meski dia saat SMP masih kurus. Banyak sih cerita masa kecil lainnya. 

Apalagi menjelang lebaran seperti ini. Kenangan masa kecil kerap menari-nari di pelupuk mata. Suasana kebersamaan keluarga saat sahur dan berbuka di meja makan. Maupun sendau gurau dengan teman saat berangkat ke masjid untuk tarawih maupun subuhan. Masa-masa yang nggak mungkin terulang namun tetap terkenang. 

Hal lain yang jadi bahan obrolan kami adalah soal makanan yang suka bikin kangen kampung halaman. Ada banyak makanan tapi  makananya sering berbeda. Ya, karena kami berasal dari daerah yang berbeda. Suami orang Surabaya, sementara saya berasal dari Banyumas. 

Namun, kalau soal camilan tradisional renyah yang  dulu kerap kami nikmati, ada kesamaan. 

Bukan camilan mewah, tapi camilan ini menemani kami tumbuh. Bahkan di momen-momen spesial, seperti lebaran, camilan ini selalu hadir untuk tetamu. Zaman saya kecil mah, keluarga belum kenal kue lebaran moderen semacam, nastar, kastangel, putri salju ataupun lainnya. Masih serba tradisional pokoknya. 

Meskipun terkesan jadul kami berdua kerap kangen makan camilan tradisional renyah itu. Mudik, adalah kesempatan untuk bisa menikmati camilan tersebut. Sekaligus membawanya sebagai oleh-oleh ketika pulang kembali ke rumah. Ada banyak camilan sebetulnya tapi kali ini saya mau cerita tiga aja. Apa saja camilan itu? 

Ini Lho 3 Camilan Tradisional Jadul Tapi Ngangenin

1. Rengginang

Siapa sih, yang nggak tahu rengginang. Saya yakin banyak yang tahu camilan yang kriuk-kriuk ini. 

Simbah saya dulu suka banget menggoreng rengginang hingga berkaleng-kaleng. Bukan toples, ya. Pasti tahu deh, kaleng yang dimaksud. Hahaha, iya kaleng biskuit yang fenomenal itu. Rengginang dan kaleng biskuit kala itu memang bagai sejoli. Tak terpisahkan.

Camilan tradisional renyah yang satu ini terbuat dari beras ketan yang diberi bumbu. Beras ketan itu diaron, dibumbuin, dicetak dan dijemur hingga kering. Setelah itu bisa digoreng, deh. 

Oh ya, kalau di rumah orangtua, rengginang mentah biasanya dibeli di pasar. Trus, kami goreng sendiri. Berbeda dengan kebiasaan di rumah suami. Ibu mertua kerap membuat rengginang sendiri. Rajin banget. 

Saya suka rengginang buatan ibu mertua karena gurihnya tuh alami. Rengginang buatan ibu mertua selalu diberi campuran udang. Duh, kebayang kan, gurihnya kek mana. Nggak hanya saya yang suka. Anak-anak pun suka banget rengginang buatan neneknya. Kata mereka, rengginang nenek gurihnya mantap. Iyalah, dicampur udang asli.

Jadilah, kalau kami mudik ke Surabaya, oleh-oleh yang dibawa balik pasti rengginang. Biasanya bawa satu kardus sendiri itu rengginang. Biar puas makannya di rumah. 

2. Kembang Goyang

Camilan kedua bentuknya cantik kek kembang gitu. Cara bikinnya juga digoyang-goyang di atas minyak panas. Makanya dinamakan kembang goyang. 

Kalau di kampung saya camilan tradisional renyah yang satu ini kerap muncul saat orang punya hajat. Selain disajikan untuk tamu yang datang, kembang goyang juga dibawakan sebagai buah tangan para tamu. 

Kembang goyang terbuat dari tepung beras, gula pasir, santan dan telur. Bisa berbentuk kembang karena saat menggoreng dicetak pakai cetakan berbentuk bunga gitu. Rasanya jadi gurih dan manis. Makan satu nggak akan cukup. Pasti ambil lagi karena rasanya bikin nagih. 

3. Kuping Gajah

Entah mengapa, camilan tradisional renyah yang ini disebut kuping gajah alias telinga gajah. Apakah dari bentuknya? Atau dari apanya ya? 

Entahlah, sejak dulu saya belum pernah mendapatkan jawaban asal mula nama camilan kriuk nan manis ini. 

Camilan satu ini dulu dijual kiloan. Dikemas dalam plastik besar dan panjang. Kalau ada orang mau beli, baru ditimbangkan dan dibungkus. Kok tahu? Iya, karena kuping gajah dijual di warung kelontong ibu saya. Jadi pemandangan ibu menimbang kuping gajah ketika ada pembeli itu biasa saya saksikan. 

Camilan berbentuk oval atau bulat, tipis dan bermotif garis ini ada dua rasa. Rasa original biasanya berwarna putih dengan motif garis warna coklat. Rasa yang satunya adalah coklat. Biasanya warna coklat bermotif garis putih. 

Entah siapa penemu camilan yang satu ini. Saya salut padanya, karena bisa membuat camilan yang rasanya enak, dan juga cantik untuk dilihat. 

Kebiasaan Memberi Buah Tangan Camilan Tradisional Renyah Untuk Tetangga Selepas Mudik

Saya sudah merantau, hidup terpisah jarak dengan orangtua selama kurang lebih 16 tahun. Dimulai dengan tinggal di Cimahi, kemudian setelah menikah diboyong oleh suami ke Palembang. Setelah itu berlanjut ke Indralaya di kabupaten Ogan Ilir. Sekarang ini masih merantau di Karanganyar. 

Nasihat yang senantiasa diulang-ulang oleh orangtua adalah mengenai tetangga. 

"Tetanggamu itu saudaramu di perantauan. Jadi, baik-baiklah berhubungan dengan mereka." 

Begitu, kata orangtua kami. Memang benar, saat kami butuh pertolongan, tetanggalah yang pertama akan menolong. Bukan orangtua maupun saudara di kampung halaman. 

Salah satu yang kami lakukan untuk menjaga hubungan baik adalah membawakan buah tangan dari kampung halaman selepas mudik. Mungkin tak banyak yang kami beri. Tapi, itu tulus sebagai tanda persaudaraan. 

Tetangga pun demikian juga. Ketika mereka bepergian keluar kota. Pulangnya pasti kami akan dapat oleh-oleh. 

Nah supaya praktis, buah tangan untuk tetangga kami bungkus pakai plastik satu-satu. 

Untuk keperluan tersebut kami pakai plastik PP Wayang. Plastik  bening dan berkualitas produksi PT. Panca Budi telah diakui secara luas. Yang terpenting buat umat muslim seperti kami adalah plastik PP Wayang ini telah bersertifikat halal MUI. Ini merupakan kantong plastik pertama di Indonesia yang dinyatakan halal secara resmi. 

Selain itu plastik PP Wayang juga mendapatkan predikat sebagai Best Brand sejak tahun 2011-2018 sebagai produk pilihan masyarakat. Nggak mengherankan sih, karena plastik ini dibuat dari bahan berkualitas. Biji plastiknya 100% murni. Sehingga bersih dan aman digunakan untuk membungkus atau mengemas makanan. Yup, betul, plastik PP Wayang ini foodgrade. 

Berbagai ragam makanan dan minuman bisa dikemas dengan plastik PP Wayang. Jajanan tradisonal, roti, kerupuk, keripik ataupun camilan tradisional renyah lainnya bisa dikemas dengan apik. Makanan dan minuman jadi aman dan higienis. 

Selain itu plastik PP Wayang tebal. Jangan kawatir dengan daya tampungnya karena dibuat dua lapis, plastik ini kuat dan tidak mudah jebol. .  Plastik PP Wayang diproduksi secara terstandar. Makanya plastik ini telah memperoleh ISO 9001 yang merupakan sertifikasi manajemen produksi dan penjaminan kualitas produk. 

Plastik PP Wayang juga mudah ditemui di warung, toko maupun pasar di sekitar kita. Jadi, sewaktu-waktu teman-teman membutuhkan kemasan plastik tak kesulitan mencari plastik PP Wayang. 

Oh ya, sekarang ini plastik PP Wayang memiliki logo baru. Jika kemasan lama hanya memakai gambar wayang dalam sepotong kertas, kemasan baru sudah berbeda. Gambar wayang disablon diatas kemasan pembungkus. Wayang tersebut berdiri kokoh dengan latarbelakang gunungan warna merah. Di sampingnya ada hiasan motif batik berwarna keemasan. Penampilan logo baru itu lebih memikat. 

Buah tangan untuk para tetangga pun bisa terkemas rapi dengan plastik PP Wayang.

Nah, itu dia cerita saya tentang camilan tradisional renyah yang kerap bikin kangen. Teman-teman punya kenangan dengan camilan masa kecil? Silahkan berbagi di kolom komentar, ya. 

Salam,



Saya suka memasak. Bahkan hampir tiap hari memasak. Tapi, bukan berarti koleksi pisau dapur saya komplit. Saya hanya punya tiga buah pisau. Dua pisau dipakai buat mengupas dan memotong segalanya. Satu lagi pisau roti, yang dipakai untuk memotong PizzAro. 

Kenapa sih cuma punya tiga pisau dapur? 

Alasannya, karena aktivitas memasak bisa dilakukan dengan pisau yang ada. Dua pisau yang saya miliki bisa dibilang pisau serbaguna. Cuma, kalau untuk memotong daging, harus sering diasah biar lebih tajam. Jadi, urusan memasak rawon kesukaan suami maupun ayam bumbu kacang masih bisa dilakukan. 

Sementara kalau memotong tulang, ya belum pernah melakukannya, karena harus pakai pisau golok, kan.

O ya, saya tuh beberapa kali kerap ganti pisau dapur karena kualitas pisau yang tak sesuai harapan. Pertama, pisau tak tajam. Padahal namanya pisau serbaguna tapi ternyata tidak tajam meskipun sudah diasah.

Kedua, gagangnya mudah lepas. Baik gagang kayu maupun plastik. Sekalinya ketemu pisau yang tajam ternyata, handlenya mudah lepas. 

Nah, ngomongin soal macam pisau dapur ternyata banyak macamnya. Setidaknya lebih dari 10 jenis pisau dapur. Banyak beud, ya. 

Masing-masing pisau tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Intinya sih, pisau tersebut bakal mempermudah pekerjaan memasak. 

Kali ini, saya ingin membahas empat pisau dapur saja. Apa saja jenis pisau tersebut?

Ini Dia 4 Jenis Pisau Dapur Yang Bikin Aktivitas Memasakmu Jadi Gampang

1. Paring Knife


Pisau ini ukurannya kecil. Sekitar 7,5 - 9 cm. Meskipun berukuran kecil, tapi hasil potongannya bisa lebih presisi. Pun bisa menjangkau bagian yang sulit dijangkau oleh pisau berukuran besar. 

Paring Knife bisa digunakan untuk mengupas dan memotong bahan makanan berukuran kecil seperti buah. Namun bisa juga digunakan untuk mengupas kentang, wortel maupun memotong sayuran.

2. Chef Knife



Sesuai dengan namanya Chef Knife, pisau ini memang jenis pisau yang biasa dipakai para chef profesional. Aslinya sih disebut dengan classic knife. Ini terkait fungsinya sebagai pisau serbaguna yang biasa dipakai untuk memotong, mencincang maupun mengiris.

Dengan Chef Knife, aktivitas memasak jadi mudah karena tak perlu gonta ganti pisau sesuai fungsinya. Cukup satu pisau, urusan mengupas, memotong, mencincang maupun mengiris, bisa beres.
 
Chef knife ini biasanya berukuran sekitar 15 - 30 cm dengan ujung yang runcing.

3. Santoko Knife 



Dari namanya ketebak ya, itu pisau awalnya berasal dari negara mana. Yup, Santoko Knife adalah pisau serbaguna ala Jepang. Fungsinya sama lah dengan chef knife. 

Santoku berasal dari kata dalam bahasa Jepang, santoko bocho atau three virtues. Maksudnya pisau yang memiliki tiga fungsi yaitu mengiris (slicing), memotong dadu (dicing) dan mencincang (mincing). Bisa dikatakan, santoko knife itu chef knifenya Asia. 

Pisau Santoko ini, di bagian bawahnya ada cekungan-cekungan berbentuk lonjong dari pangkal hingga ujung pisau. Fungsi dari cekungan ini adalah mengurangi menempelnya hasil irisan di badan pisau. 
Kalau dilihat ukurannya, mirip dengan ukuran chef knife. 

4. Cleaver Knife



Pisau ini disebut sebagai pisau golok. Bisa untuk memotong daging berukuran besar. Bahkan bisa untuk memotong tulang. Pisau ini ukuran paling besar diantara ketiga pisau sebelumnya.
 
Selain keempat pisau dapur tersebut masih ada jenis pisau dapur lainnya yaitu 
Boning knife, cheese knife, curving knife, mincing knife dan lain-lain.
 

Review Debellin Meser Knife, Pisau Dapur Premium

Kurang lebih sebulan yang lalu, saya mendapat satu set Debellin Messer Knife. Ini adalah seperangkat pisau dapur premium dari Debellin Premium Cookware.

Satu set pisau tersebut ada empat macam pisau dapur. Keempat pisau tersebut adalah Chef Knife, Santoko Knife, Paring Knife dan Cleaver Knife.


Bagaimana kinerja pisau dapur premium tersebut?

Paring Knife, saya biasa pakai untuk mengupas dan memotong buah maupun bahan masakan berukuran kecil seperti bawang putih dan bawang merah.
 
Chef knife, akhirnya berasa chef pro ketika di dapur karena punya chef knife. Pisaunya tajam merata dari pangkal hingga ujung. Fungsinya yang serbaguna jadi mudah ketika mau mengolah ayam maupun aneka seafood.

Santoko Knife, suka karena kita bisa atur tingkat ketipisan yang kita mau. Suka banget mengiris paprika untuk membuat pizza teflon maupun mencincang bawang bombay dengan pisau ini.

Cleaver knife, mengiris daging sapi jadi mudah. Digunakan untuk memotong tulang juga bisa. Saya senang akhirnya bisa punya pisau golok. Kalau mau mengolah tulang iga jadi gak bingung lagi motongnya.

Secara keseluruhan, saya suka dengan Debellin Messer Knife, pisaunya tajam, dipegang nyaman meski agak berat.

Nah, buat teman-teman saya sedang mencari pisau dapur idaman, pisau dapur Messer set ini rekomended.
 

Berikut ini sederet kelebihan dari Debellin Messer Knife

1. Pisau dikemas dalam box hitam sehingga nampak mewah. 
2. Pisau premium berbahan German Steel yang tebal. 
3 . Berbobot namun nyaman saat dipegang. 
4. Pegangan pisau berupa kayu yang diapit dengan 2 gagang stainless steel, terbuat dari kayu Pakkawood yang elegan. 
5. Pegangan pisau tidak licin meskipun terlihat mengkilap. 
6. Tak perlu sering diasah karena ketajaman selalu terjaga. 
7. Tak mudah bergerigi (pecah)
8. Mudah dibersihkan
9. Harganya sesuai dengan kualitasnya

Debellin Messer Knife bisa dibeli secara online melalui website Debellin Premium Cookware. Harga satu set Debellin Messer Knife bisa dicek di IG nya, ya. Menurut saya sih beneran worth to buy, karena pisau produksi Jerman ini kualitasnya premium.

Oh ya, Debelllin Premium Cookware nggak hanya punya produk Messer Knife set, ada banyak ragam peralatan dapur premium dijual di sana. Apa saja produknya? Teman-teman bisa kunjungi Instagram debellin.premiumcookware.
 
Jika penasaran dengan kinerja pisau dapur dari Debellin ini, bisa cek highlight story saya, ya. Di sana keempat pisau telah saya coba. 

Oke, teman-teman, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kalian yang sedang mencari pisau dapur berkualitas. 

Yakin, deh, dengan memiliki 4 jenis pisau dapur di atas, urusan memasak jadi mudah dan menyenangkan. 


Salam,

Setelah sebulan penuh berpuasa Ramadhan, apa yang kalian tunggu-tunggu? Yup, rasanya semua menunggu yang satu ini. Yup, Lebaran Idul Fitri tentunya. Tiap umat Islam akan menyambut sukacita hari raya ini. Semua yang terbaik disiapkan, dari baju, alas kaki, peralatan sholat meskipun tak harus baru. Nah, salah satu yang dinantikan adalah hidangan yang disantap saat lebaran tiba.

Berbuka puasa dengan manis? Atau yang gurih? Tiap orang bisa saja memiliki selera berbeda. Namun, umumnya di meja makan akan akan makanan atau minuman khusus pembuka puasa. Makanan atau minuman tersebut jarang disajikan dihari biasa seperti aneka kolak.

Ya, puasa Ramadan memang istimewa, bahkan untuk makanan berbuka kerap kali amat meriah. Lebih meriah dari hari biasa. Untuk itu, penting  tidak berlebih-lebihan saat berbuka puasa.

Meskipun sebetulnya membatalkan puasa cukup dengan air putih dan kurma. Tak ada salahnya menyiapkan makanan dan minuman khusus untuk berbuka puasa. 

Kali ini, saya berbagi informasi mengenai olahan buah lokal baik berupa makanan ataupun minuman untuk berbuka puasa.

1. Es Timun Serut

Minuman segar ini terbuat dari timun, kelapa muda, selasih, dan nata de coco. Cara membuatnya mudah sekali. Timun diserut kemudian diberi perasan air jeruk nipis. Diamkan beberapa lama kemudian beri campuran kelapa muda, nata de coco, gula pasir, sirup melon dan es batu. 

Rasanya yang segar mampu menghapus rasa dahaga setelah seharian berpuasa. 

2. Kolak

Makanan sejuta umat yang satu ini memang ciri khas makanan untuk berbuka puasa. Ada bermacam kolak tapi versi kolak favorit saya adalah ada pisang raja/ kepok, kolang-kaling dan labu kuning. 

Rasanya yang manis dan gurih cocok untuk mengembalikan energi setelah seharian berpuasa.

3. Carang Gesing

Panganan tradisional yang satu ini rasanya mirip kolak tapi bentuknya beda. Carang gesing terbuat dari pisang raja atau kepok, roti tawar, santan, gula pasir dan telur. 

Cara membuatnya mudah, semua bahan dicampur, kemudian dibungkus daun pisang dan dikukus.

Sebungkus Carang Gesing pas dikonsumsi untuk menyegerakan buka puasa. 

4. Es Pisang Ijo

Es tradisional dari Makasar ini juga nikmat disantap saat berbuka. Rasa gurih pisang berbalut tepung yang diguyur vla dan sirup dengan aroma yang sungguh menggoda selera. 

Cukup 1 porsi karena es pisang ijo ini lumayan mengenyangkan.

5. Es Air Mata Kucing

Es yang satu ini memang memiliki nama yang unik, ya? Tentu saja, bahannya bukan dari air mata kucing beneran. Ini hanya istilah saja untuk menggambarkan penampakan es yang berasal dari Malaysia.

Es yang satu ini terbuat dari buah kelengkeng, biji selasih dan gula. Rasanya menyegarkan, dan berkhasiat untuk meredakan panas dalam. Cocok sekali disajikan untuk buka puasa. Tahu sendiri, kan? Saat puasa kita cenderung mudah untuk terkena panas dalam.

Nah, sajian yang satu ini, pas banget. Biasanya disajikan dengan es batu namun jika tak suka dingin, bisa juga kok diminum tanpa es.

6. Smoothies Buah Pisang dan Buah Naga

Bagi teman-teman yang lebih menyukai makanan berbuka yang segar tanpa diolah, bisa coba bikin smoothies. Pilihan buah fleksibel, bisa pakai buah Naga dan Pisang Ambon. 

Rasanya segar dan praktis sekaligus menyehatkan karena tanpa tambahan gula. Cocok untuk kalian yang ingin menjaga berat badan saat puasa. 

7. Es Kuwut Melon 

Cukup sediakan buah Melon serut, nata de coco, selasih, gula pasir dan sirup rasa melon serta es batu. Cara membuatnya mudah, semua bahan dicampur jadi satu, beri es batu agar makin segar.

Itu di ketujuh ide olahan buah lokal yang bisa dijadikan makanan atau minuman buka puasa. 

Buah lokal selain jenisnya banyak. Rasanya juga enak, tak kalah dengan buah impor. 

Meskipun masa pandemi telah berlalu, kita tetap dianjurkan mengonsumsi Vitamin C agar daya tahan tubuh meningkat. Salah satu sumber Vitamin C adalah buah-buahan. 

Paling cocok memang buah lokal, karena harganya relatif terjangkau. Membeli buah lokal berarti turut menyejahterakan petani buah dalam negeri. 

Kalian biasa menyiapkan makanan atau minuman apa untuk berbuka puasa? 




Tawaran "belanja sekarang, bayar nanti atau buy now pay later" nampak menggiurkan, ya? Apalagi buat kita yang telah memiliki wishlist barang yang harus dibeli. Tapi, masih harus menunggu uangnya ada.

Belanja sekarang, bayar nanti sebetulnya sudah menjadi kebiasaan berbelanja sejak dahulu. Mungkin orangtua kita atau bahkan kita juga sudah terbiasa dengan hal itu. Contoh sederhana, kita ingin membeli motor, karena harganya mahal dan belum punya uang seharga motor tersebut, ya jalannya adalah mengambil kredit motor. Kita membayar motor tersebut dengan cara mengangsur sejumlah harga motor beserta bunganya. 

Secara prinsip sama bukan? Iya, hanya sekarang istilahnya jadi mentereng, menjadi buy now pay later. 

Mengenal Apa Itu Paylater

Belanja sekarang bayar nanti atau Buy Now Pay Later (BNPL),  merupakan metode pembayaran dimana konsumen membeli barang atau jasa dan membayarnya dalam jangka waktu tertentu (kredit) dengan biaya tambahan ataupun bunga.

Untuk bisa menggunakan Paylater syaratnya pun mudah dan tidak ribet seperti mengajukan kartu kredit. Bisa dilakukan dengan mendaftar via aplikasi tanpa perlu menyiapkan dokumen fisik ataupun survei.

Jangka waktu dan besarnya kredit juga fleksibel bisa diatur sesuai kebutuhan biasanya antara 1-12 bulan, tergantung pula pada masing-masing penyedia jasa Paylater.

Dengan sederet kemudahan yang ditawarkan, metode belanja dengan Paylater ini semakin populer dan diminati masyarakat. Terbukti dari riset yang dilakukan oleh Kredivo yang mencatat jumlah pengguna Paylater di 2022 pada platform e-commerce meningkat 38%. Sementara tahun sebelumnya tercatat hanya terjadi peningkatan 28%.

Mereka menggunakan Paylater, karena berbagai alasan. Diantaranya ingin membeli kebutuhan mendesak sebesar 58%, ingin belanja dengan cicilan jangka pendek atau kurang dari satu tahun sebanyak 52%, dan ingin memperoleh lebih banyak promo menarik sekitar 45%.

Sementara itu, objek belanja mereka meliputi smartphone, barang elektronik, fashion maupun pulsa.

Sementara itu terkait penyedia layanan Paylater, di Indonesia ada banyak penyedia layanan Paylater yang terdaftar di OJK. Lalu penyedia layanan Paylater mana yang paling diminati konsumen?

Dari hasil survei DailySocial, sepanjang tahun 2021 konsumen paling banyak menggunakan layanan Shopee Paylater. Persentasenya mencapai 78,4%. Kemudian disusul, Gopay Later berada di urutan kedua sebanyak 33,8%.

Melihat tingginya pengguna Shopee Paylater, kita sebagai umat Islam perlu mencermati lebih jauh. Terutama mengenai statusnya dalam pandangan Hukum Islam.

Tinjauan Penggunaan Shopee Paylater Dalam Perspektif Hukum Islam 

Dalam sebuah forum "Diseminasi Penggunaan Shopee Paylater dalam Perspektif Hukum Islam" yang diselenggarakan oleh Grup Riset Hukum Islam dan Peradaban, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta beberapa waktu lalu, terungkap beberapa poin masalah Shopee Paylater menurut syariah.


Di forum tersebut Hatta Syamsuddin, Lc., M.H.I selaku narasumber menyampaikan setidaknya ada 3 "Poin Bermasalah Shopee Paylater" 

1. Biaya Penanganan 

Konsumen Paylater dikenakan biaya  penanganan sebanyak 1% tiap transaksi. Contohnya : Jika pengguna bertransaksi Rp100.000,00 maka dikenakan biaya penanganan sebesar Rp1.000,00.

Penetapan biaya penanganan semacam ini  dinilai tidak sesuai dengan hukum Islam. Menurut hukum Islam, akad dalam jual beli harus jelas. Jika harus ada biaya penanganan pun nilainya harus pasti nilainya. Tidak diperkenankan menetapkan biaya penanganan menggunakan prosentase, yang menyebabkan biaya penanganan bisa berubah-ubah. Penggunaan prosentase dalam biaya penanganan, akan berpotensi menjadikan transaksi ini sebagai riba.

2. Suku Bunga 

Adanya suku bunga dalam metode Paylater sebesar 2,95% tiap transaksi. Ketentuan adanya bunga inilah yang membedakan Paylater dengan transaksi secara tunai.

Dalam hukum Islam, adanya bunga dalam transaksi jual beli, telah menjadikan jual beli tersebut haram karena ada unsur riba di dalamnya. 

Hatta menyebutkan bahwa adanya penetapan bunga yang ditentukan diawal transaksi dikategorikan sebagai Riba Qardh. 

3. Denda 

Bila pengguna terlambat membayar tagihan maka akan dikenai denda keterlambatan sebesar 5% dari total tagihan.

Menurut Hatta, ketentuan mengenai pengenaan denda keterlambatan ini dikategorkan sebagai Riba Nasiah yang diharamkan dalam Hukum Islam.

Mencermati penjelasan mengenai tiga poin bermasalah dari Shopee Paylater tersebut, Hatta menyimpulkan bahwa Shopee Paylater menurut Hukum Islam adalah haram hukumnya.

Lalu, bagaimana seharusnya sebagai umat Islam menyikapi hal tersebut?

Tentu sudah amat jelas, buy now pay later itu seharusnya ditinggalkan. Tapi, masih banyak kok, yang menggunakan cara tersebut. Ya, ini tentu menjadi keprihatinan tersendiri betapa minimnya pengetahuan dan kesadaran umat Islam akan hukum Paylater.

Dari forum Diseminasi tersebut diharapkan akan semakin banyak umat Islam yang teredukasi mengenai Paylater.

Bisakah Paylater Dijalankan Dengan Konsep Syariah?

Pandangan Hukum Islam mengenai Paylater sebetulnya sudah disuarakan oleh banyak pihak. Hanya saja sampai saat ini pihak Shopee Paylater belum merespon. Padahal jika memang bersedia untuk duduk bersama dengan para ahli Hukum Islam, dimungkinkan bagi Shopee Paylater ini dijalankan sesuai syariah.

Berikut ini solusi yang ditawarkan pada pihak Shopee Paylater : 

1. Skema Kafalah bil Ujrah, dengan menggandeng bank syariah sebagai pemberi jaminan kepada merchant. 

2. Skema Hawalah bil Ujrah, yaitu utang konsumen dialihkan ke bank syariah.

3. Skema Jualah (sayembara) قال الشافعية لو قال لغيره اقترض لي مائة ولك علي عشرة فهو جعالة “Ulama kalangan Syafiiyah berkata: “Seandainya ada orang yang berkata kepada rekannya: Carikan aku utangan sebesar 100, dan kamu akan mendapatkan dariku 10%-nya.” Maka akad seperti ini masuk kelompok ju’alah (sayembara).” (al-Mausu’atu al-Fiqhiyy) 

Akankah pihak Shopee Paylater menyambut baik tawaran solusi tersebut? Tentu sebagai umat Islam saya boleh berharap demikian. Supaya saudara-saudara pengguna Shopee Paylater tidak terkena hukum haram dalam bertransaksi.


Beberapa pekan setelah Idul Fitri 1443 H berlalu, hati dan pikiran saya ternyata masih tertambat di kampung halaman. Rasanya masih kurang lama, menikmati segarnya udara pagi di pinggir Serayu. Masih kurang panjang waktu untuk berbincang bersama saudara sambil gegoleran di kasur. Rasanya masih ingin berlama-lama menyantap masakan ibu, yang cita rasanya selalu di rindukan. 

Ya begitulah, karena waktu tak bisa menunggu, maka saya pun harus dipaksa keadaan untuk kembali ke rumah. Adakah diantara teman-teman yang mudik mengalami hal yang sama? Atau jangan-jangan cuma saya yang kerap terjebak pada kenangan bersama orang-orang tersayang di kampung halaman  Tsah! 

Saat pulang kampung, suka sepedaan di pinggir Sungai Serayu

Salah satu kenangan yang tiba-tiba hadir adalah kenangan bersama Simbah saat melakukan perjalanan keluar kota. Saya masih kecil waktu itu, usia SD. Simbah mengajak saya pergi ke Magelang mengunjungi Bude yang tinggal di sana. Saat diperjalanan, di bus yang kami tumpangi banyak sekali pedagang yang menawarkan jualannya. Salah satunya pedagang kue tradisional Wingko Babat. Saat itu, Simbah membelikan saya satu kantong. Itulah pertamakali saya menikmati  kue peranakan ini. 

Rasanya enak, itu yang masih saya ingat dari kesan pertama menikmati segigit kue Wingko. Kenyal, manis dan ada sensasi gurih. Nyatanya sekantong Wingko Babat yang dibelikan Simbah, habis saya makan sepanjang perjalanan. 

Ratusan purnama telah berlalu sejak perjalanan itu, kesukaan saya pada Wingko Babat ternyata tidak berubah. 

Sedikit Cerita Tentang Wingko Babat

Kue tradisional yang satu ini memiliki cerita yang unik. Kue berbahan dasar tepung ketan dengan campuran kelapa parut ini sebenarnya berasal dari sebuah wilayah kecil di kabupaten Lamongan, Jawa Timur.  Wilayah tersebut adalah Babat. Namun, pada perjalanannya ternyata Wingko Babat lebih dikenal sebagai oleh-oleh khas Semarang.
 
Bagaimana ini bisa terjadi?
 
Pada 1900-an, seorang warga Babat keturunan Thionghoa bernama Loe Soe Siang, merupakan orang yang pertama membuat dan menjual kue Wingko. Kue Wingko buatannya amat digemari di wilayah Babat. Nah, Loe Soe Siang ini memiliki seorang anak laki-laki bernama Loe Lan Ing dan seorang anak perempuan bernama Loe Lan Hwa. 

Dikemudian hari karena kondisi Babat sedang kisruh karena masa perang, pada 1944, Loe Lan Hwa memutuskan untuk mengungsi ke Semarang. Kota tersebut dianggap lebih kondusif dan aman pada saat itu. Dia membawa serta suaminya yang bernama  The Ek Tjong (D Mulyono) dan kedua anak mereka yang masih kecil yaitu The Giok Kwie (6 tahun) dan The Gwat Kwie (4 tahun). 

Untuk bertahan hidup di Semarang, Loe Lan Hwa, mengikuti jejak ayahnya membuat dan menjual kue Wingko. Usahanya ini dimulai pada 1946 dengan dibantu oleh suaminya. Untuk mengingatkan pada tempat kelahirannya maka nama Babat kemudian disematkan pada kue Wingko buatannya menjadi Wingko Babat. 

Kue Wingko Babat ini mulanya dijajakan keliling dari rumah ke rumah. Sebagian lagi dititipkan di kios-kios dekat stasiun kereta api maupun terminal bus. Lama kelamaan keberadaan Wingko Babat menjadi amat terkenal dan menjadi oleh-oleh orang yang berkunjung ke Semarang. 

Bahkan penjualan Wingko Babat kemudian tak hanya di stasiun maupun terminal di Semarang saja namun telah meluas ke banyak wilayah di Jawa Tengah. Pantas saja, saat saya dan Simbah melakukan perjalanan ke Magelang, di terminal bertemu dengan banyak penjaja Wingko Babat. 

Di daerah asalnya pun kue Wingko juga masih eksis, dikembangkan oleh keturunan dari Loe Soe Siang. Anak laki-lakinya yang bernama Loe Lan Ing meneruskan usaha ayahnya dengan mendirikan pabrik Wingko Babat yang kemudian menjadi usaha turun temurun. Hingga sekarang pabrik Wingko Babat Loe Lan Ing dikelola oleh generasi keempat. 

Jadi, begitulah ceritanya hingga di Babat maupun Semarang kita bisa menemukan sentra produksi Wingko Babat.
 
Nah, sudah jelas ya, mengenai asal usul Wingko Babat ini. 

Pas mudik kemarin sebenarnya naik kereta api. Tapi, nggak sempat mencari Wingko Babat. Bawanya ya oleh-oleh khas Banyumas, yaitu tempe Mendoan dan Gethuk Goreng. 

Akhirnya demi menuntaskan rasa kangen, Wingko Babatnya bikin sendiri aja. 

Resep Wingko Babat Yang Mudah dan Enak, Silahkan Dicoba! 

Buat saya rasa Wingko Babat original itu paling nikmat. Entah ya, mungkin karena orangnya agak old fashion gitu, jadi soal selera ya yang jadul aja. Berbeda sama anak-anak dan suami, mereka suka Wingko Babat dengan bermacam isian. Jadilah, saya membuat Wingko Babat Pandan dengan variasi isian seperti pisang, cocochip, nangka, dan kismis. Soal isian ini, bisa kalian variasikan sendiri sih. Sesuaikan saja dengan selera masing-masing.


Nah, karena itulah Wingko Babatnya dikasih nama Wingko Babat Festive. Untuk membuat Wingko Babat dibutuhkan tepung ketan putih. Kebetulan, saya memakai tepung ketan dari BOLA Deli. Bahan utamanya selain tepung ketan putih, dibutuhkan kelapa parut, pilih yang setengah tua, kemudian gula pasir, sedikit garam dan air kelapa. 

Saya memakai air kelapa karena konon resep aslinya memang menggunakan air kelapa. Tapi, ada juga yang suka memakai santan dan telur. Nah, kalau saya sih, memang sudah suka dengan resep yang memakai air kelapa saja.
 
Cara membuatnya cukup mudah. Tinggal campurkan semua bahan kecuali isian ya. Ini terakhir saja, setelah di bagai beberapa bagian. Yang agak tricky itu saat memanggangnya, karena saya pakai teflon. Bisa sih dipanggang pakai oven di atas loyang. Atau bisa juga memakai panggangan kue lumpur. 

Jika memanggang pakai teflon maka apinya harus kecil biar permukaan Wingko Babat tidak lekas gosong. Jangan lupa tutup teflon saat memanggang ya, agar panasnya terperangkap di dalam teflon dan Wingko Babat matangnya merata.



Oh ya, memanggang Wingko Babat cukup sekali dibalik, ya, supaya Wingko nya tidak keras permukaannya. Berapa lama waktu untuk memanggangnya, relatif sih, tergantung api kompor masing-masing. Kurang lebihnya sekitar 7-10 menitan jika memakai teflon. 
Nah, itu dia tips jika kalian ingin membuat Wingko Babat Festive yang dipanggang di atas teflon. 

Ada rasa, yang entah apa namanya, ketika menikmati Wingko Babat dengan secangkir kopi. Ingatan melayang pada sesosok wanita dengan rambut memutih yang mengenalkan saya pada Wingko Babad dan kopi tubruk. 

Pandangannya tak leluasa karena satu matanya tak sempurna. Namun, kondisi tersebut tak membuat langkahnya terbata. Beliau dengan telaten menyangrai biji kopi di atas tungku kayu bakar, hingga kopi siap ditumbuk dengan lesung dan alu. Bukan pekerjaan ringan untuk orang seusia Simbah tapi nyatanya, beliau sanggup.
 
Ah, aroma kopi itu, selalu saja terbayang-bayang. Ingin mengirup lagi aroma sangit kopi sangrai dari dapur Simbah. Tapi, sudah tidak mungkin terjadi. Kini, yang tersisa hanya kenangan, yang selalu saya simpan. Untuk kemudian diingat kembali saat rasa kangen itu datang. 

Kalian punya kenangan dengan Wingko Babat? Silahkan kunjungi kolom komentar untuk berbagi cerita. 

Salam





Jogjakarta
Photo by CEphoto, Uwe Aranas

Wisata di Jogja tidak pernah ada habisnya. Banyak tempat yang bisa kamu kunjungi jika ingin menenangkan pikiran dan recharge energi dari padatnya jadwal. Selain itu, di Jogja harga tiket masuk tempat wisata pun tidak terlalu mahal.

Kamu bisa mengunjungi beberapa tempat sekaligus, bisa sewa mobil sebagai transportasi di Jogja. Cek rental mobil di Jogja lewat aplikasi Traveloka, bisa sewa sekalian demi kemudahanmu selama berlibur di Jogja.

Lalu, apa saja objek wisata yang bisa dijadikan tempat healing di Jogja? Langsung saja simak ulasan rekomendasi tempat wisata di Jogja berikut ini!

1.   Taman Sungai Mudal

Tempat untuk healing paling cocok adalah memilih wisata alam yang jauh dari keramaian. Mendengarkan suara gemericik dari air sungai di Taman Mudal akan memberikan ketenangan. Objek wisata satu ini berada di daerah Kulon Progo.

Photo by : camerawisata. com

Di Taman Sungai Mudal, kamu bisa menikmati wisata air yang bermacam-macam, pastinya jarang ditemui di tempat lain, mulai dari pemandian hingga wahana-wahana yang bisa menambah keseruan para wisatawan.

Seperti taman di surga, Taman Sungai Mudal memiliki air terjun yang bisa kamu nikmati di gazebo atau bebatuan agar lebih terasa nuansa alamnya. Hawa di tempat ini pun sangat sejuk, dijamin kamu akan merasa sangat betah.

2.   Situs Ratu Boko

Berada di Bukit Boko, Situs Ratu Boko bisa kamu nikmati untuk bersantai hingga mencari ketenangan dari jadwalnya pekerjaan sehari-hari. Situs ini berada di ketinggian 110-229 mdpl di atas tanah seluas 25 hektar.

Gapura Situs Ratu Boko Dok : BPCB DIY

Candi di Situs Ratu Boko berbeda dengan candi-candi lainnya, letak antar candi di situs ini berpencar, kamu bisa memilih ingin beristirahat di mana.

Saat menjelang sore, pemandangan indah bisa kamu nikmati, matahari tenggelam akan terlihat jelas di tempat ini. Sehingga, lebih baik kamu datang di jam-jam mendekati waktu senja untuk mendapatkan pemandangan indah tersebut.

3.   Pantai Gunung Kidul

Di Gunung Kidul, kamu tidak akan menemui satu pantai saja, ada banyak pantai yang bisa kamu kunjungi. Namun, tidak semua pantai di Gunung Kidul memberikan ketenangan, beberapa dari pantai tersebut sudah sangat ramai pengunjung.

Salah satu pantai yang masih sepi pengunjung dan jauh dari keramaian adalah Pantai Srakung yang letaknya di daerah Dusun Nujo. Pantai Srakung memiliki pasir putih yang sangat lembut dan bersih, dengan tebing di kanan kirinya, membuat pantai ini terasa lebih privat.

4.   Kebun Teh Nglinggo

Tidak hanya di Bandung saja kamu bisa menemui kebun teh, di Jogja ada pula kebun teh yang berada di daerah Kulon Progo. Udara yang bersih dan nuansa menyejukkan, cocok untuk kamu yang mencari suasana baru.

Berada di daerah Pegunungan Menoreh, kebun teh Nglinggo ini menyuguhkan hamparan hijau yang sangat mempesona, kamu bisa merasakan ketenangan dan recharge energi sebelum kembali bekerja lagi.

5.   Air Terjun Kedung Kandang

Tidak jauh dari pusat keramaian, namun tempat ini tidak terlalu ramai, sehingga cocok buat kamu yang membutuhkan ketenangan dan tidak ingin berkendara jauh-jauh. Suasana asri pegunungan akan langsung terasa, dengan hawa dingin dan sejuk ditambah suara gemericik air sungai.

6.   Pinus Pengger

Ingin menikmati suasana malam Jogja namun jauh dari keramaian? Ada Pinus Pengger yang sudah beroperasi sejak tahun 2012. Awalnya tempat ini hanyalah hutan pinus biasa yang memang dikelola untuk produksi, namun beberapa tahun berjalan, hutan pinus ini sudah tidak berfungsi dan pihak pengelola mengubah menjadi tempat wisata seperti saat ini.

7.   Glamping Indekostour

Singkatan dari kata glamour dan camping sangat pas dipakai untuk tempat ini karena menyuguhkan beberapa kamar penginapan dengan konsep berkemah, meskipun berkemah, kamu masih bisa merasakan kenyamanan sebab fasilitas yang diberikan sangat lengkap.

Glamping Indekostour merupakan salah satu tempat perkemahan mewah tersebut di Jogja. Kamu bisa berjalan-jalan di sekitar Glamping dan nikmati suasana yang tenang.

8.   Waduk Sermo

Terakhir, ada Waduk Sermo yang berada di daerah Kulon Progo. Waduk dengan air yang jernih dan dikelilingi rerumputan hijau serta pepohonan membuat suasana ini terasa sangat asri. Di sini, kamu bisa relaksasi dengan tenang dan menikmati nuansa yang jarang ditemui sehari-hari.

Ingin berlama-lama di tempat ini pun juga bisa, kamu hanya perlu mendirikan tenda. Tenang saja, tempat ini cukup aman dan nyaman kok untuk berkemah.

Itulah 8 tempat paling direkomendasikan jika kamu ingin healing di Jogja. Dengan suasana alam yang tenang dan jauh dari keramaian, pikiranmu akan jauh lebih fresh sehingga siap untuk menjalani hari lagi.



Hobi memotret makanan, haruskah dimulai dengan gear yang bagus dan segenap perlengkapan yang komplit? Kerap kali saya mendapatkan pertanyaan ini. 

Mengerjakan hobi memotret makanan dengan peralatan lengkap memang menyenangkan. Kreativitas bisa diciptakan dengan lebih leluasa. Tapi, bisa melakukan kegemaran ditengah keterbatasan itu bukan hal mustahil. Aktivitas ini justru bisa melatih otak kanan untuk lebih kreatif. 

Sependek pengalaman saya, hobi memotret makanan tidak harus dimulai dengan gear yang canggih, props yang keren dan komplit, serta segala perlengkapan ala studio. 

Saat itu, di 2016, saya memulai hobi food photography menggunakan kamera ponsel yang saya miliki. Bukan jenis smartphone high-end. Pun dengan segala macam props yang sederhana, hanya memanfaatkan alat makan yang dipakai sehari-hari. 

Lalu apakah foto-foto yang dihasilkan bagus, instagramable, menarik atau bahkan membangkitkan selera? Tentu tidak serta merta bagus karena untuk memotret makanan dengan hasil foto yang bagus tidak semata soal alat, namun dibutuhkan pula skill. 

Alat bisa seketika ada jika kita sanggup membelinya. Sementara untuk skill, butuh proses latihan secara rutin. 

Itulah yang saya kerjakan, mengesampingkan ketersediaan gear dan props, lebih fokus pada mengasah skill dengan menguasai teknik dasar fotografi. 

Saat cahaya matahari mulai berpendar memasuki ruangan, segera saya menggeser meja ke dekat jendela. Kemudian sebuah alas foto printing, saya taruh di atasnya. Piring yang telah disiapkan ditata di atas meja, dengan sebuah garpu di sampingnya. Simpel saja!. 

Sesaat setelah merasa pas dengan komposisinya, saya isi piring dengan mie goreng dengan sedikit garnish. Lalu, jari jemari saya sibuk memencet tombol kamera pada ponsel. 

Saya lakukan secara rutin dengan pola yang sama pada beragam objek makanan dan minuman. And it's works! Foto-foto saya semakin lama semakin baik.

Tak bisa dipungkiri fotografi memang hobi yang mahal. Begitupun dengan hobi food photography atau memotret makanan karena membutuh properti pendukung yang variatif. Hal tersebut kerap membuat orang jadi ciut nyali untuk memulai food photography karena merasa tidak memliki peralatan yang komplit. 

Tapi sekali lagi, keterbatasan tersebut bisa dikesampingkan. Abaikan rasa minder ketika melihat orang lain memiliki gear bagus dan props yang keren. Yakinlah, gear dan props yang kita miliki itu bisa dimaksimalkan. Saya pun bersemangat untuk membagikan cara mudah memulai hobi memotret makanan, berdasarkan pengalaman pribadi. 

8 Cara Mudah dan Murah Memulai Hobi Memotret Makanan

1. Maksimalkan gear yang kalian miliki

Saya kerap mendapatkan pertanyaan, gear apa yang bagus buat food photography. Jika kalian baru memulai hobi memotret makanan, maka saran saya selalu sama, pakai gear yang sudah dimiliki saja. Bukan hendak melarang orang untuk membeli gear yang bagus. No, jangan salah memahami, ya! 

Jika baru memulai, dan belum yakin bakal menekuninya, maka tak perlu buru-buru membeli gear baru. Jika yang kalian miliki kamera entry level, ya pakai ini saja dulu. Pun jika yang kalian miliki adalah kamera ponsel, tidak masalah. 

Jangan sampai, gear mahal sudah terbeli tapi mangkrak karena tidak tahu cara menggunakannya atau bahkan, tidak lagi berminat menekuni hobi memotret makanan. Sayang, aja!

2. Gunakan Backdrops dan Alas yang ada di rumah

Backdrops atau background dan alas memang dibutuhkan dalam food photography. Tapi, tak selamanya kita harus membeli backdrops dan alas yang mahal. Gunakan saja permukaan benda yang ada di rumah.

backdrops dari kayu bekas kotak buah

Untuk backdrops bisa gunakan permukaan dinding rumah bahkan jika belum dicat sekalipun, bisa digunakan. Jika dinding berwarna putih, bagus, karena warna ini bakal sering kepakai. Kalau mau membeli yang murah bisa gunakan kertas manila. Cara pakainya tinggal ditempel di dinding. 

dari bahan seadanya aja, bisa dipakai

Begitupun untuk alas foto, kita bisa memanfaatkan permukaan meja kayu, kayu bekas peti kemas, ataupun alas dari kertas. Sayapun pernah memanfaatkan berbagai backdrops dan alas foto tersebut. Murah dan mudah dijangkau! 

3. Pilih props dengan warna netral

Props yang dimaksud di sini meliputi alat makan seperti piring, mangkok, gelas, cangkir, sendok dan garpu. Kemudian adapula pisau, talenan, serbet dan lainnya. 

Piring dengan warna netral seperti putih, saya yakin tiap rumah memiliki. Nah, manfaatkan yang ada saja. Namun, jika ingin membeli, bisa pilih yang harganya terjangkau. Pun, tetap dengan warna netral seperti putih, hitam ataupun abu-abu. Props dengan warna netral bisa fleksibel dalam banyak tema food photography.

4. Manfaatkan Cahaya Matahari untuk Lighting

Jika baru memulai hobi memotret makanan tak perlu risau dengan perlengkapan studio lighting. Ada sumber cahaya yang tidak perlu membeli yaitu sinar matahari. 

Kita hanya perlu memotret dekat dengan sumber cahaya. Perhatikan kondisi rumah masing-masing. Pada bagian mana, sinar matahari paling banyak masuk. Di sanalah tempat yang baik untuk memotret. Biasanya ada di dekat jendela ataupun pintu. 

5. Mulailah dengan Komposisi yang Sederhana

Tak memiliki banyak props atau belum memahami komposisi yang rumit, bisa mulai dari komposisi yang sederhana. Memotretlah dengan gaya minimalis. Bisa dimulai dengan memotret sebuah objek dulu. Kemudian setahap demi setahap bisa latihan dengan lebih banyak objek.

sebuah jeruk bisa jadi objek foto yang menarik

Mulai dari yang mudah dahulu supaya tidak pusing. Jika yang mudah sudah dikuasai, bisa berlanjut ke komposisi yang lebih sulit.

6. Tak Perlu Makanan Mahal Sebagai Objek

Memulai hobi memotret makanan bisa dimulai dengan makanan yang ada di rumah. Selesai masak, difoto lah makanan tersebut. Ini seperti yang saya lakukan.

 

Kalau harus membeli makanan, bisa membeli biskuit, permen atau jajanan yang harganya murah. Bisa juga saat jajan bakso, mie ayam atau makanan lain bisa tuh dijadikan objek foto. Tinggal diatur saja, kalau misalnya untuk bakso, ya minta dikemas terpisah saja antara mie dan kuah baksonya. Agar saat dipotret, kondisinya masih fresh. 

7. Investasi pada waktu dan tenaga untuk latihan 

Seperti yang sudah disampaikan di awal tulisan, bahwa skill fotografi bisa didapatkan dari rutin praktik memotret. Saya belum menemukan formula selain ini untuk bisa terampil memotret. 

Jadi, miliki komitmen untuk praktik dan wujudkan. Mengenai durasi dan frekuensi latihan memotret makanan bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Contohnya dijadwalkan seminggu dua sampai tiga kali dengan durasi 30-45 menit. 

Awalnya mungkin akan terasa berat. Itu wajar, karena belum terbiasa. Namun jika merasa suka, saya pikir kalian akan memiliki motivasi yang lebih kuat. Investasi yang mudah dan murah, kan? 

8. Jangan Lekas Puas

Ketika menekuni sebuah hobi. Apalagi hobi memotret makanan yang hasil fotonya dipajang di media sosial, pasti akan ada feedback. Bisa berupa pujian ataupun kritikan. 

Jika itu sebuah pujian jangan menjadikan kita lekas merasa cukup, karena sejauh ini banyak hal yang harus dipelajari dalam fotografi. Terus belajar dari berbagai sumber dan praktik, ini kuncinya. 

Jika mendapat kritikan, terimalah dengan lapang dada. Evaluasi, dan teruslah berproses. Sejauh ini, segala pencapaian saya dalam menekuni hobi memotret makanan berkat adanya kritikan dari mereka yang jauh lebih paham mengenai food photography. 

Itu tadi sederet cara memulai hobi memotret makanan yang aman di kantong. Bisa dicoba buat teman-teman yang baru memulai dan bingung mau mulai darimana.  Saran saya tidak perlu berkecil hati jika harus berkarya dengan keterbatasan. 

Teknologi kamera memang mengagumkan tapi itu tergantung pada orang yang mengoperasikannya.

Jadi investasi terbaik saat memulai hobi memotret makanan adalah luangkan waktu dan tenaga untuk belajar dan berlatih menguasai teknik dasar fotografi.

Semoga bermanfaat! 

Salam




Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

SALAM KENAL
Saya Ety, memiliki kegemaran memasak, membuat kudapan maupun minuman dan menekuni food photography sejak 2016. Saya selalu bersemangat dalam menampilkan foto masakan/minuman yang menggugah selera.

Search

SUBSCRIBE & FOLLOW

Categories

  • Beverages 1
  • Cooking 1
  • Food 6
  • Food Photography 1
  • Others 1
  • Travel 1

Advertisement

Ety Abdoel. Diberdayakan oleh Blogger.

etyabdoel

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates